Minggu, 12 Februari 2012
On Minggu, Februari 12, 2012 by ukhuwah islamiyah in Akhlak Terpuji, Kumpulan Sunnah-Sunnah, Sunah Rasul No comments
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Artinya : membenci seorang wanita mu’minah. Karena, kalaupun ia tidak menyenangi suatu karakter yang ada padanya, tentu ia menyenangi karakter lain yang ada padanya”
Hadits ini mengandung dua hikmah yang agung.
Pertama.
Arahan
untuk bergaul dengan isteri, kerabat dekat, teman, orang yang bekerja
sama dengan anda, dan semua yang ada keterkaitan dan hubungan antara
anda dan dia. Yaitu, seyogianya anda tata batin anda dalam bergaul
dengannya, bahwa pasti ia mempunyai cela atau kekurangan atau hal lain
yang tidak anda sukai. Jika anda dapati hal yang demikian, bandingkanlah
itu dengan kuatnya pertalian dan kesinambungan cinta antara anda dan
dia yang wajib atau seyogianya anda bina, dengan mengingat sisi-sisi
kebaikan, maksud-maksud baik yang bersifat umum atau khusus yang ada
pada dirinya. Dengan menutup mata dari sisi-sisi keburukkan dan
memandang sisi kebaikan, persahabatan dan tali hubungan akan langgeng
dan ketenteraman batin akan terwujud bagi anda.
Kedua.
Yaitu
hilangnya kegelisahan maupun keguncangan,langgengnya ketulusan cinta,
keberlanjutan menunaikan tuntunan bergaul yang bersifat wajib maupun
sunnah, dan terwujudnya ketentraman batin antara kedua belah pihak.
Baransiapa
yang tidak mengambil pelajaran dari hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
sallam ini, tetapi bahkan ia melakukan sebaliknya, yaitu dengan
memperhatikan sisi-sisi keburukan dan membutakan mata dari melihat
sisi-sisi kebaikan, maka pasti ia akan guncang dan gelisah, dan pasti
tidaklah mulus cinta yang ada antara dia dan orang yang sudah terjalin
hubungan dengannya. Disamping itu, sejumlah hak maupun kewajiban yang
harus dipelihara oleh masing-masing dari keduanyapun akan putus.
Banyak tokoh atau pahlawan yang
mampu menguatkan hatinya untuk sabar dan tenang saat terjadinya
bencana atau malapetaka besar. Namun, di saat menghadapi
perkara-perkara remeh dan sederhana, maka justeru guncang, dan kepolosan
hatinya tidak jernih lagi. Sebabnya adalah karena mereka dapat
menguatkan hati dalam menghadapi perkara-perkara besar,namun saat
menghadapi perkara-perkara kecil, justeru mereka biarkan diri mereka
tanpa kontrol, sehingga membahayakan mereka dan berefek buruk pada
ketenangan mereka.
Orang yang berkepribadian kokoh
mampu menguatkan hatinya untuk menghadapi perkara kecil maupun besar.
Ia memohon pertolongan Allah untuk menghadapinya dan memohon agar Allah
tidak menitipkan dirinya kepada dirinya walau sekejap mata. Maka, di
saat itulah perkara kecil menjadi mudah baginya, sebagaimana perkara
besar pun menjadi mudah. Dan, ia tetap berjiwa tenteram dan berhati
tenang dan nyaman.
[Disalin dari buku Al-Wasailu
Al-Mufidah Lil Hayatis Sa’idah, edisi Indonesia Dua Puluh Tiga Kiat
Hidup Bahagia, Penerjemah Rahmat Al-Arifin Muhammad bin Ma’ruf, Penerbit
Kantor Atase Agama Kedutaan Besar Saudi Arabia Jakarta]
_________
Foote Note
[1]. Hadits Riwayat Muslim, Muslim bin Al-Hajjaj An-Naisaburi, Shahih Muslim, Kitab Ar-Radha bab Al-Washiyyah bin Nisa'
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Search
Anda Pengunjung Ke
TIME
Popular Posts
Categories
- 7 sunnah rasul
- Akhlak Terpuji
- Al-Qur'an
- Keajaiban Islam
- Ketika Ada Adzan
- Keutamaan Shalat Sunnah
- Kumpulan Sunnah-Sunnah
- Lailatur Qodar
- Pahala Sunnah disaat Wudhu
- Rasulullah
- Romantisnya Rosulullah
- Sami’na wa Atho’na
- Seputar Islam
- Sholat Sunnah
- Sholat tahajud
- Sunah Rasul
- Tips ber-Da'wah
- Tips Menjadi Mentor
0 comments:
Posting Komentar
Apa kata Anda?